Thursday, December 3, 2015

Alhamdulillah tinggal selangkah lagi Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al Mawaddah Warrahmah menjadi Institut Agama Islam (IAI) Al Mawaddah Warrahmah Kolaka

Berawal dari Maunah (Pertolongan) Allah, kerja keras DR. K. H. M. Zakariah, MA bersama Dewan Asatidz (Dosen dan Guru), bulan November 2015 melalui Pihak Kementrian Agama memberikan izin operasional untuk 3 program studi masing-masing:
1. Perbankan Syariah,
2. Manajemen Pendidikan Islam,
3. Hukum Keluarga.

sehingga, telah menjadi 5 Program Studi:
1. Pendidikan Agama Islam
2. Ekonomi Syariah
3. Perbankan Syariah
4. Manajemen Pendidikan Islam
5. Hukum keluarga.

Kemajuan STAI Al Mawaddah ke depannya diharapkan menjadi pemicu semangat keilmuan dan keagamaan di daerah kolaka. Bahwa kepercayaan masyarakat yang diamanahkan kepada Pihak Pondok Pesantren selalu dijaga dan diperhatikan, untuk itu pada postingan kali ini, kami akan memposting beberapa gambar yang secara singkat berbicara perjalanan Pondok dibawah asuhan dan binaan DR. K. H. M. Zakariah, MA, atallahu umurahu.


1. Berawal dari TPQ Masjid Al Mawaddah, yang kegiatannya sesuai dengan Madrasah Diniyyah Islamiyyah Wal Arabiyah (MDIA) meliputi: Ngaji, Tajwid, TIlawah, Kaligrafi, Tahfiz, dan Kegiatan Amal Sosial Lainnya (Seperti Bazar).





2. Wisuda Santri TPQ Al Mawaddah







 3. DR. K.H. M. Zakariah, MA mulai memikirkan untuk mendirikan sebuah pondok pesantren, sehingga dipilihlah tanah rawa di daerah lamokato.


4. Proses Pembangunan pun dimulai






5. Ruang Mushollah,Kelas, dan Kantor siap dipakai
6. Abah KIAI masih berifkir tentang asrama putra dan putri untuk menampung santri yang berasal dari luar daerah, sehingga dengan tekad yang kuat dan maunah ALLAH, abah KIAI menyewa rumah tetangga pondok sebagai asrama putra dan putri.
keterangan gambar: rumah panggung ini adalah asrama putra pada lantai atas,
dan pada lantai bawah dijadikan sebagai dapur, sehingga anda melihat santri putri.


7. Pembangunan Asrama Putra dan Putri direncanakan dan digalakkan











8. Alhamdulillah, saat ini Pondok Pesantren meliputi:
a. Madrasah (Kurikulum Kementrian Agama)
   - Raudhatul Atfhal Al Mawaddah Warrahmah
   - Madrasah Ibtidaiyyah Al Mawaddah Warrahmah
   - Madrasah Tsanawiyah Al Mawaddah Warrahmah (Muqim/Tinggal di Pondok)
   - Madrasah Aliyah Al Mawaddah Warrahmah (Muqim/ Tinggal di Pondok)











b. Sekolah Islam Terpadu (Kurikulum Terpadu Kementrian Pendidikan Nasional, Kementrian Agama, Global/Internasional, dan Ke Pesantrenan) meliputi:
  - Kelompok Bermain Al Mawar
  - TK Islam Terpadu Al Mawar
  - SD Islam Terpadu Al Mawar (Senin-Jumat Jam 07.00-15.00, sedangkan hari Sabtu diisi dengan program outer class/outdoor)
  - SMP Islam Terpadu Al Mawar (Senin-Jumat Jam 07.00-16.00, sedangkan hari Sabtu diisi dengan program outer class/outdoor)
  - SMA Islam Terpadu Al Mawar (Senin-Jumat Jam 07.00-16.00, sedangkan hari Sabtu diisi dengan program outer class/outdoor)
  - SMK Islam Terpadu Al Mawar (Senin-Jumat Jam 07.00-16.00, sedangkan hari Sabtu diisi dengan program outer class/outdoor)

Proses Belajar Mengajar di SD Islam Terpadu

Gedung Sekolah Islam Terpadu Al Mawar

c. Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al Mawaddah Warrahmah, memiliki 5 Program Studi:
 - Pendidikan Agama Islam
 - Ekonomi Syariah
 - Perbankan Syariah
 - Manajemen Pendidikan Islam
 - Hukum Keluarga.

Rektorat Sekolah Tinggi Agama Islam Al Mawaddah Warrahmah

Ruang Kuliah STAI Al Mawaddah Warrahmah





 Akhirnya, Kepada ALLAH kami Alumni Selalu berdoa agar Pondok Pesantren Al Mawaddah Warrahmah selalu diberkahi ALLAH.




Ilmu dan Derajat Manusia



اَلْحَمْدُ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ  أَرْسَلَهُ بِالْحَقِّ بَشِيْرًا وَنَذِيْرًا بَيْنَ يَدَيِ السَّاعَةِ. اَللّهُمَّ صَلِّ عَلَى سيدنا محمد وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ. أَمَّا بَعْدُ، فَيَا عِبَادَ اللهِ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ، واتَّقُوا اللهََ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ.

Nabi Muhammad memerangi perilaku jahat, kelaliman, dan tindak kekerasan yang terjadi di dalam kehidupan masyarakat Arab saat itu dengan mengajak dan mendidik umat manusia supaya memiliki ilmu pengetahuan. Dengan ilmu pengetahuan, seseorang akan bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Mana yang bermanfaat bagi dirinya dan orang lain, dan mana yang membahayakan. Karenanya, belajar atau sekolah di dalam Islam memiliki tempat yang sangat istimewa.
Allah Swt berfirman:
يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجاتٍ
Artinya: “Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antaramu, dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat.” (QS. Al-Mujâdalah 11).
Dalam QS. Ali ‘Imrân 18 Allah berfirman:
شَهِدَ اللَّهُ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ وَالْمَلَائِكَةُ وَأُولُو الْعِلْمِ قَائِمًا بِالْقِسْط
Artinya: “Allah menyatakan bahwa tidak ada Tuhan selain Dia; (demikian pula) para malaikat dan orang berilmu yang menegakkan keadilan.”
Kata “ûlûl ‘ilmi” dalam ayat di atas artinya adalah orang yang memiliki ilmu. Allah menyebutkan “orang berilmu” dalam ayat tersebut pada urutan ketiga setelah penyebutan diri-Nya dan malaikat. Hal ini menunjukkan bahwa “orang yang berilmu” memiliki tempat yang sangat istimewa di sisi Allah, dan orang yang berilmu akan menegakkan keadilan.
Sedangkan hadis nabi yang menjelaskan tentang perintah mencari ilmu atau sekolah dan keutamaannya juga banyak sekali. Antara lain:
طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ
Artinya: “Mencari ilmu hukumnya wajib bagi semua orang Islam.”
لَا يَنْبَغِيْ لِلْجَاهِلِ أَنْ يَسْكُتَ عَلَى جَهْلِهِ وَلَا لِلْعَالِمِ أَنْ يَسْكُتَ عَلَى عِلْمِهِ
Artinya: “Orang bodoh tidak boleh diam atas kebodohannya, dan orang berilmu tidak boleh diam atas pengetahuan yang dimilikinya.” 
Kepada sahabatnya yang bernama Kumail, Ali bin Abi Thalib mengatakan:
يَا كُمَيْلُ، اَلْعِلْمُ خَيْرٌ مِنَ الْمَالِ
“Wahai Kumail, ilmu itu lebih baik daripada harta benda.”
اَلْعِلْمُ يَحْرُسُكَ وَأَنْتَ تَحْرُسُ الْمَالَ
“Ilmu akan menjagamu, sementara engkau akan menjaga harta.”
وَالْعِلْمُ حَاكِمٌ وَالْمَالُ مَحْكُوْمٌ عَلَيْهِ
“Ilmu akan menjadi hakim (pemutus), sementara harta akan menjadi sesuatu yang dihakimi (diputuskan).”
وَالْمَالُ تَنْقُصُهُ النَّفَقَةُ وَالْعِلْمُ يَزْكُوْ بِالْإِنْفَاقِ
“Harta akan berkurang sebab digunakan, sementara ilmu akan bertambah bila diberikan atau diamalkan.”
Lebih jauh Sahabat Ali bin Abi Thalib mendendangkan syair:
مَا الْفَخْرُ إِلَّا لِأَهْلِ الْعِلْمِ إِنَّهُمْ    #         عَلَى الْهُدَى لِمَنِ اسْتَهْدَى أَدِلَّاءُ 
“Tidak ada kebanggaan kecuali bagi orang-orang yang punya ilmu, mereka menjadi petunjuk bagi orang yang meminta ditunjukkan.”
وَقَدْرُ كُلِّ امْرِىءٍ مَا كَانَ يُحْسِنُهُ   #         وَالْجَاهِلُوْنَ لِأَهْلِ الْعِلْمِ أَعْدَاءُ 
“Derajat setiap orang adalah dapat memperbaiki sesuatu, sementara orang-orang bodoh memusuhi orang-orang yang berilmu.”
فَفُزْ بِعِلْمٍ تَعِشْ حَيّاً بِهِ أَبَداً        #         اَلنَّاسُ مَوْتَى وَأَهْلُ الْعِلْمِ أَحْيَاءُ
Maka menangkanlah dengan ilmu. Dengan ilmu engkau akan hidup selama-lamanya. Semua manusia akan mati, sementara orang berilmu akan tetap hidup.

Sunday, October 4, 2015

Selamat Kanda Akmir, S. Pd.I, M. Pd. I dan Kanda Dirgahayu S. Pd.I

 

Pengurus Ikatan Alumni Santri Al Mawaddah Warrahmah Pusat Kolaka mengucapkan:

Selamat Kanda Akmir, S. Pd.I, M. Pd. I dan Kanda Dirgahayu S. Pd.I

Alhamdulillah
Wassholawatu ala sayyidina habibina syafiina Muhammad S. A. W

  "Semoga Allah menjadikan keluarga Mawaddah Warrahamah dan Sakinah, seperti bahtera kehidupan Nabi Adam dan siti Hawa, bagai Nabi Ibrahim dan siti hajar serta siti sarah, laksana Nabi Yusuf dan siti zulekha, semisal Sayyidina Nabi Muhammad, S. A. W dengan siti Khadijah Al-qubro dan siti aisyah ummul mukminin, dan menjadi penerus layar Sayyidina Ali karromallhu wajhu dan siti Fatimah"


Nasehat Prof. Dr. Said Aqil Siradj, MA

Hadirin yang dirahmati Allah, Islam menegaskan tentang pentingnya organisasi, jam’iyyah yang mampu menghadirkan kemaslahatan ummat. Menyatukan komitmen untuk menegakkan maslahat, merupakan tujuan dari ibadah sosial yang diserukan Islam.
لَا خَيْرَ فِي كَثِيرٍ مِنْ نَجْوَاهُمْ إِلَّا مَنْ أَمَرَ بِصَدَقَةٍ أَوْ مَعْرُوفٍ أَوْ إِصْلَاحٍ بَيْنَ النَّاسِ
Tidak ada kebaikan, pada kebanyakan pembicaraan-pembicaraan rahasia mereka, kecuali untuk menyuruh manusia memberi sedekah, atau menghadirkan kebaikan, atau mengupayakan perdamaian antara umat manusia (QS, An-Nisa: 114). 
Islam menyerukan pentingnya menghadirkan kemaslahatan umat sebagai wujud dari peran penting kaum muslim. Kita menyelenggarakan diskusi, rapat, musyawarah maupun berorganisasi, tidak ada baiknya di hadapan Allah, kecuali dengan tiga hal:

Pertama, أَمَرَ بِصَدَقَة. Islam menyerukan komitmen warga muslim untuk bersama-sama mengentaskan kemiskinan. Harakah islamiyyah (gerakan keislaman) perlu difokuskan untuk menghadirkan kesejahteraan. Kemiskinan akan mendorong umat menjadi lemah, dekat dengan kekufuran. Indonesia sebenarnya kaya raya, dikenal sebagai negeri zamrud khatulistiwa, yang di dalamnya terdapat pelbagai kekayaan alam; ragam fauna, tumbuhan, mutiara-mutiara hingga material tambang di perut bumi. Inilah yang harus dikelola sebagai kekayaan bangsa. 
يقول الرسول صلى الله عليه وسلم  الناس شركاء في ثلاث الماء والكلأ والنار
“Rasulullah bersabda, ada tiga sumber energi yang menjadi milik bersama, yakni air, api dan hutan.”

Tentu saja, sabda Rasulullah ini harus menjadi inspirasi bagi kita semua untuk menegakkan bangsa yang berdaulat. Kedaulatan politik, ekonomi dan kebudayaan memerlukan komitmen kedaulatan energi. Sumber air yang melimpah, mutlak untuk kesejahteraan rakyat. Kekayaan minyak dan bahan tambang, harus menjadi sumber kedaulatan energi. Hutan-hutan yang luas, wajib dikelola untuk kemaslahatan bangsa ini. Dari kekayaan melimpah di negeri ini, ternyata masih banyak warga yang miskin. Tidak hanya miskin harta, namun juga miskin mental. Untuk itu, perlu ada dorongan sekaligus kebijakan untuk membuka lapangan kerja yang luas, yang memberi kesempatan bagi kader terbaik bangsa ini. Pembenahan mental mutlak dilakukan, agar kita mampu berkarya dan berkompetisi dengan bangsa-bangsa lain.

Rumusan dasar negara, dalam Pasal 33 UUD 1945 mengingatkan kita tentang betapa pentingnya energi sebagai modal untuk mensejahteraan rakyat. Intinya, bukan hanya pertumbuhan ekonomi yang dikejar, akan tetapi yang lebih penting adalah pemerataan kesejahteraan. Pada titik ini, kebijakan strategis pemerintah menjadi kuncinya.

Kalau prinsip kepemimpinan dan tujuan kesejahteraan rakyat tidak sejalan-beriringan, maka ancamannya adalah kerusakan di segala bidang, yang menimbulkan murka dari Sang Pencipta Jagad Raya, Allah Subhanahu wata’ala.
وَلَوِ اتَّبَعَ الْحَقُّ أَهْوَاءهُمْ لَفَسَدَتِ السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ وَمَن فِيهِنَّبَلْ أَتَيْنَاهُم بِذِكْرِهِمْ فَهُمْ عَن ذِكْرِهِم مُّعْرِضُون
Kalau sekiranya kebenaran tunduk kepada kehendak hawa ¬nafsu mereka, niscaya rusaklah semua langit dan bumi dan segala apa yang ada di dalam¬nya. Bahkan Kami berikan ke¬pada mereka itu al-Quran untuk kehormatan sebutan mereka, namun mereka tetap berpaling dari kehormatan itu (QS: Al-Mu’minun: 71).

Hadirian sekalian, yang berlimpah Berkah 

Kedua, أَوْ مَعْرُوف. Kebaikan-kebaikan yang menghadirkan harapan. Islam menegaskan tentang pentingnya pengetahuan untuk membangun peradaban. NU berkomitmen untuk terus mengabdi dalam mencerdaskan bangsa dan menyehatkan warga. Dalam hal ini, sudah berlangsung di pelbagai penjuru negeri, pendirian Universitas-Universitas Nahdlatul Ulama, Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan Rumah Sakit yang menjadi bukti kongkret kiprah NU.

Komitmen untuk menghadirkan kecerdasan, hanya dapat tercapai dengan jalan ketaqwaan. Revolusi mental bangsa hanya dapat digapai dengan moral dan keteladanan. Gerakan mencerdaskan otak, menyegarkan mental, dan menjernihkan hati, akan mendorong lahirnya individu yang shalih, sekaligus juga masyarakat yang shalih. Bangsa yang paling mulia di hadapan Allah, ialah bangsa yang bertaqwa. 

وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
“…. dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (Q.S. Al Hujurat: 13)

Ketaqwaan inilah yang menjadi inspirasi bagi kalbu dan penjernih pikiran. Gerakan intelektual dan strategi kedaulatan, haruslah diiringi dengan kejernihan hati, kecerdasan moral, dan keteguhan mental. Allah menjanjikan derajat yang tinggi, maqaaman mahmuuda, bagi orang-orang dan bangsa yang memiliki keunggulan pengetahuan. 
يَرْفَعِ اللهُ الَّذِيْنَ اَمَنُوْا مِنْكُمْ وَ الَّذِيْنَ اُوْتُوْا الْعِلْمَ دَرَجَتٍ
Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu, dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan (QS: Al-Mujaadalah: 11)

Upaya mencerdaskan generasi bangsa, adalah tugas strategis yang menjadi darma bakti warga nahdliyyin. Sejarah panjang hadirnya pesantren di negeri ini, menjadi penanda betapa kiai terdahulu sudah berkiprah dalam membangun pengetahuan dan kesejahteraan masyarakat. Islam tidak hanya memikirkan aspek teologi maupun ritual semata. Al-islamu dinul tsaqofah wal hadharah wal insaniyyah. Islam adalah agama yang membangun pengetahuan, peradaban dan kemanusiaan. Mencerdaskan bangsa, sekaligus menyehatkan fisik dan mentalnya, tubuh dan jiwanya, merupakan komitmen bersama yang digariskan NU, sebagaimana teladan dari para kiai pendiri organisasi ini.

Tentu saja, pemerintah tidak mungkin menangani semua aspek dalam kehidupan warga negeri ini. NU sebagai jama’ah (komunitas) sekaligus jam’iyyah (organisasi) berkomitmen untuk membantu mencerdaskan warga negeri ini, agar mampu meraih kesejahteraan. Komitmen kami, terbukti dalam bidang pendidikan serta ekonomi kerakyatan.

Ketiga, أَوْ إِصْلَاحٍ بَيْنَ النَّاسِ. Menjadi jembatan islah, rekonsiliasi antar masyarakat. Islam mengajarkan tentang pentingnya maslahah ‘ammah, kemaslahatan bagi seluruh umat manusia. NU telah membuktikan, dalam sejarah panjangnya, sebagai mediator dalam konflik-konflik kemanusiaan, maupun sengketa kebangsaan. Hadratus Syaikh Hasyim Asy’arie, Kiai Wahab Chasbullah, Kiai Wahid Hasyim, dan beberapa kiai NU lainnya, selalu menjadi penengah dalam situasi konflik.

Kiai Hasyim Asy’arie menjadi pejuang sekaligus penengah di awal masa kemerdekaan bangsa ini. Beliau dengan ikhlas memberikan  tongkat kepemimpinan negara kepada Soekarno, yang ia beri restu untuk mengawal NKRI. Kiai Wahab Chasbullah menjadi mediator dalam himpitan kolonial, untuk memperjuangkan kepentingan warga negara Indonesia. Kiai Wahid Hasyim, menjadi jembatan aspirasi antar kelompok, dalam masa awal kemerdekaan republik ini. Kiai-kiai lain juga berperan untuk tujuan yang sama, dalam ruang dan peran yang berbeda-beda. Tentu, dalam konteks sekarang, NU hadir sebagai mediator untuk menjaga kesatuan bangsa dan mengukuhkan NKRI, bahkan juga dalam sengketa agama dan kemanusiaan di dunia internasional.

NU tanpa pretensi politik praktis, selalu berperan menjadi perekat bangsa, mengawal utuhnya NKRI. Kiranya, jelas rumusan kebangsaan yang dapat menjadi referensi, sebagaimana termaktub dalam PBNU: Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, NKRI dan UUD 1945. Untuk itu, NU sekali lagi menyerukan kepada pemerintah untuk berpegang kepada konstitusi, teguh pada dasar negara. 
تصرف الإمام على الرعية منوط بالمصلحة
“Kebijakan seorang pemimpin mestilah merujuk pada kemaslahatan bersama.”
Konsep kepemimpinan ini bermakna substansial, sesuai dengan kaidah fiqh as-siyasah, yang tercermin dalam kitab al-Asybah wa an-Nadhair. Pemimpin mestilah berpegang pada prinsip untuk mensejahterakan rakyatnya, menyebar optimisme dan menghadirkan teladan kebaikan.

Nahdlatul Ulama selalu berkomitmen untuk mengawal negara, agar tidak terpecah belah dalam kepentingan rasial, etnik maupun manuver-manuver politik kelompok tertentu. Dalam sejarah Nahdlatul Ulama menjelang Satu Abad ini, organisasi ini bergerak dalam bidang-bidang strategis yang menghadirkan kemaslahatan untuk umat. 

Thursday, August 13, 2015

STAI Al Mawaddah Warrahmah Kolaka Gelar Tazkiyatul Qalb

 

Kolaka, (Inmas Sultra) — Mengawali Tahun Akademik (TA) 2015/2016, Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al Mawaddah Warrahmah Kolaka, Sulawesi Tenggara (Sultra), menyelenggarakan kegiatan “Marhaban dan Tazkiyatul Qalb” bagi mahasiswa baru, yang dirangkaikan dengan Pembekalan Kuliah Kerja Latihan Profesi (KKLP) untuk mahasiswa semester VII, Selasa (28/07/2015).
Kegiatan yang dihelat di Aula Lantai 2 Pondok Pesantren (Ponpes) Al Mawaddah Warrahmah Kolaka ini diikuti 110 mahasiswa, meliputi 60 orang mahasiswa baru dan 50 orang mahasiswa semester VII.
Ketua STAI Al Mawaddah Warrahmah Kolaka, DR. KH. M. Zakariah, MA, dalam sambutannya mengatakan, kegiatan orientasi bagi mahasiswa baru di kampus yang ia pimpin sangat berbeda dengan kampus-kampus yang lain pada umumnya. “Masa orientasi, diisi dengan kegiatan Tazkiyah Qalb, yakni sebuah kegiatan yang mengkombinasikan intelektual, emosional serta spiritual melalui mekanisme pembersihan hati dari sifat-sifat yang buruk hingga semakin dekat dengan Allah SWT,” katanya.
Ia menjelaskan, ada Tiga hal yang ditekankannya kepada seluruh mahasiswa dan seluruh tenaga pengajar tahun ini. “Pertama, adalah kebersihan, sebab kebersihan itu bagian dari keimanan. Kedua, kedisiplinan karena kedisiplinan itu kunci kesuksesan, dan yang ketiga ialah Peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM), utamanya menghadapi era informasi dan teknologi,” jelasnya.
Humas STAI Al Mawaddah Warrahmah Kolaka, Ibrahim Tawile, menambahkan kegiatan orientasi bagi mahasiswa baru yang dikemas dengan “Tazkiyatul Qalb “ merupakan agenda rutin. “ini sudah menjadi budaya di STAI Al Mawaddah Warrahmah Kolaka saat memasuki tahun akademik baru, sebab memiliki manfaat yang sangat besar dari sisi akademis dan religi,” imbuhnya.
Kegiatan tersebut diharapkan memberi manfaat yang sangat besar, bukan hanya sebagai masa pengenalan kampus tetapi juga sebagai sarana untuk meningkatkan iman dan takwa sekaligus bisa menjadi contoh bagi kampus-kampus lainnya dalam menghadapi masa orientasi.

Tim Kemenag RI Kunjungi STAI Al Mawaddah Warrahmah Kolaka-Sulawesi Tenggara



Tim Direktorat Jenderal Pendidikan Tingi Kementerian Agama Republik Indonesia yang dipimpin oleh Prof. DR. Ahmad Thib Raya, MA dan didampingi oleh M. Adib Abdhomad, M.Ag, M.Ed, P.hd melakukan kunjungan kerja ke Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al Mawaddah Warahmah Kolaka, Sabtu, (8/9).
Bertempat di lantai dua gedung rektorat STAI Al Mawaddah Warrahmah Kolaka, Kunjungan kerja ini dimaksudkan untuk melakukan visitasi dua program studi baru yakni Akhwal Syakhsiyah dan Manajemen Pendidikan Islam.
visitasi yang dipimpin oleh bapak Profesor Ahmad Thib Raya ini bertujuan untuk melihat secara real kondisi perguruan tinggi mulai dari sarana-prasarana, kelayakan tempat serta yang paling penting adalah dosen yang sesuai dengan bidang keilmuan masing-masing program studi sehingga tidak ada kampus yang tidak layak melangsungkan perkuliahan.
Sementara itu Ketua STAI Al Mawaddah Warrahmah dalam sambutannya juga menyampaikan bahwa posisi STAI Al Mawar sangat potensial sebab Kolaka diapit oleh beberapa Kabupaten yakni Kolaka Timur, Kolaka Utara dan Bombana dan ketiga kabupaten ini sangat jarang dijumpai perguruan tinggi Islam.

Selain melakukan visitasi. Profesor H.Ahmad Thib Raya, dan bapak M. Adib Abdushomad juga meluangkan waktunya untuk memberikan kuliah umum kepada para mahasiswa STAI Al Mawaddah Warrahmah Kolaka

Wednesday, July 1, 2015

Nasehat Gus Ali Sidoarjo, Pimpinan Pondok Pesantren Progresif Bumi Sholawat

Sebutir kebaikan yang dilakukan oleh orang-orang yakin dan takwa, lebih unggul dari pada yang dilkaukan oleh orang-orang bodoh dan tertitpu, mungkin timbul pertanyaan? mengapa? kenapa?
Karena orang yakin dan takwa, bila beramal selalu berlandaskan dengan ilmu, dan memiliki sinyal yang kuat kepada Allah. Aamiin, tidak cukup hanya kata amiin, tetapi disertai upaya yang kuat.

Langkah cerdas untuk menjadi yakin, takwa dan cerdas:
1. Selalu bergaul dan berkumpul dengan orang-orang soleh. Ibnu athoillah berkata" janganlah kamu bersahabat yang kondisinya tidak bisa membangkitkan semangatmu (semangat bekerja, semangat beribadah, semangat berjuang), dan ucapannya tidak bisa membimbingmu menuju jalan Allah. Ukuran mencari sahabat adalah "Ukuran cerdas". Ali Karramallahu wajha berkata " Orang yang makan bersama mu belum tentu menjadi sahabat, sahabat sejati adalah mau mendekat, mau membantu ketika kalian mendapatkan kesusahan. 

Maaf, saya bukan mengkultuskan seseorang, tapi coba kita perhatikan wajah AGH. Sanusi Baco, wajahnya sejuk, ketika melihat wajahnya kita ingat Allah, dawuh e/nasehatnnya kita ingat Allah. Kita mencari Islam ramah, bukan islam Marah.

Jangan percaya ada orang sukses berangkat sendiri, apa sebabnya? karena manusia sebagai makhluk individu, juga merupakan mahluk sosial. Coba kita melihat, K.H. Hasyim Asyari, seorang ulama besar, ahli hadits, pendiri Jamiyyah Nahdlatul Ulama, pendiri pondok pesantren tebu irerng Jombang, sekaligus pahlawan nasional, maaf, beliau sukses bersama, ada KH. Wahab Hasbulla, KH. Asnawi kudus, KH. Bisri Sansuri. Contoh lain, Ir. Soekarno, kalau beliau pidato, dari tukang becak sampe orang besar, pasti mendengarkan teliti, sekarang presiden kita kalo pidato, jangankan tukang becak e, anggota terhormat DPR tidur pulas. Ir. Soekarno Go Internasional, tidak sukses sendiri, disana ada Drs. Moh. Hatta, Mr. M. Yamin, KH. Wahid Hasyim (bapak e gusdur, gusdur jadi presiden wajar, karena bapak e adalah founding father). Kepala sama berambut, kecerdasan beda.

Sayyidina Umar punya tesis " Kalau ada orang sukses dan berhasil, kharisma nya kuat, santrinya banyak" ndag usah tanya" nyantri dimana, berapa tahun kuliah", tapi tanyakan dua hal" Siapa ibunya dan siapa istrinya?" Ya betul sekali "Ibu adalah Madrasah Awal untuk seorang anaknya. Jika ada anak yang ditinggal mati ayahnya, kebanyakan akan sukses, karena kebiasaan ibu adalah keuletan seorang IBU. Banyak wali-wali besar, adalah didikan dari wanita soleha, Sulton Auliya Abdul Qodir Jailani, Wais Al qorni, Imam Arrifai, Abu Hasan Assyazzili, Imam Al Ghozali.